Bacillus cereus
Do you know about Bacillus
cereus? Have you already hear or see this bacteria. Let see the review here,
Menurut (Delost,
2015) Bacillus
cereus diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom :
Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class :
Bacilli
Order :
Bacillales
Family :
Bacillaceae
Genus :
Bacillus
Species : cereus
Bacillus cereus merupakan bakteri Gram positif dan mempunyai
kemampuan untuk membentuk spora. Pertumbuhan optimum pada suhu 28-35 0C
dengan pertumbuhan minimum pada 4-5 0
C dan maksimum pada 48 0 C. Bakteri ini tumbuh dengan rentang
pH 4,9-9,3 dan mampu hidup pada konsentarasi garam 7,5 % (Batt dan Tortorello,
2014). Bacillus cereus merupakan
bakteri aerob dan menghasilkan enzim
katalase yang berfungsi untuk memecah hidrogen peroksida menjadi air dan
molekul oksigen (Delost, 2015).
Bacillus cereus memproduksi enzim
ekstraseluler yang dapat menghidrolisis protein, lemak, pati, dan karbohidrat
lainnya. Oleh karena itu, mikroorganisme ini dapat memanfaatkan berbagai jenis
pangan untuk mendukung pertumbuhannya, tetapi pangan yang mengandung pati
menjadi sumber optimal untuk
pertumbuhannya (Gibbs, 2003).
Bacillus cereus dapat memproduksi dua
jenis toksin, yaitu toksin emetic dan diare. Toksin ini dapat menyebabkan
gejala keracunan pangan yang berbeda. Toksin diare dari B.
cereus diproduksi selama fase logaritmik. Enterotoksin
tersebut berinteraksi dengan membran sel epitel usus halus dan menyebabkan
gejala keracunan pangan. Toksin emetik B. cereus adalah
cereulide. Molekul toksin
ini sangat stabil pada keadaan panas, pH ekstrem,
dan proteolisis oleh tripsin. Pembentukan toksin emetic biasanya
dihubungkan dengan B. cereus serovar
H-1 dan terjadi setelah pembentukan spora (Beattie et al., 1999).
Keberadaan Bacillus
cereus dapat dilakukan dengan beberapa langkah diantaranya menumbuhkan pada
medium selektif pengkayaan seperti Mannitol
Egg-yolk Polymixin (MYP). Polymixin
ditambahkan untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme lain dan Bacillus
cereus mempunyai resistensi yang tinggi terhadap antibiotik. Mannitol tidak
dimanfaatkan oleh sebagian besar Bacillus
cereus sehingga koloni berwarna merah muda yang mana berlawanan dengan warna
kuning pada bakteri fermentasi manitol. Media agar
MYP mengandung kuning telur yang digunakan sebagai substrat dari lesitin, enzim
yang ditemukan pada Bacillus cereus.
Presipitasi yang terbentuk di sekitar
koloni dapat dibedakan dengan mudah setelah inkubasi 24 jam pada suhu 30
C (Batt dan Tortorello, 2014).